Friday, November 4, 2011

Kisah Telor Dan Tempe Gosong

Suatu malam, ibu yg bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai menghidangkan makan malam utk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong!

Saya melihat ibu sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis.

Kami menunggu dengan tegang apa reaksi ayah yang pulang kerja pasti sudah capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa! Ayah dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan ibu dengan tersenyum, dan bahkan berkata, "Bu terima kasih ya!" Lalu ayah terus menanyakan kegiatan saya & adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar ibu meminta maaf karena telor & tempe yang gosong itu & satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan:

"Sayang, aku suka telor & tempe yang gosong."

Sebelum tidur, saya pergi utk memberikan ciuman selamat tidur kepada ayah, saya bertanya apakah ayah benar-benar menyukai telur & tempe gosong?"

Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya & berkata, "Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari & dia benar-benar sudah capek,

Jadi sepotong telor & tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yang sangat penting utk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh & abadi.

Ingatlah emosi tidak akan pernah menyelesaikn masalah yang ada, jadi selalulah berpikir dewasa. Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya sendiri.

Janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti.

Tua itu pasti, tapi Dewasa itu PILIHAN, dan manusia yg dewasa adalah manusia PILIHAN.

No comments:

Post a Comment